04 January 2006

Putri Sejati

Raja James dari Kerajaan Luna mempunyai sepasang anak kembar bernama Pangeran Douglas dan Putri Daphne. Sang raja diharuskan segera memilih calon penggantinya kelak. Maka ketika kedua anaknya sudah menginjak usia tujuh belas tahun, dipanggilnya mereka di hadapan seluruh rakyat untuk dipilih siapa yang berhak menggantikannya.

“Kalian adalah anak-anakku yang berhak menggantikanku jika diriku mangkat,” beritahu Raja James kepada kedua anaknya.

“Ya, Ayah,” jawab Pangeran Douglash dengan takzim. Putri Daphne memandang ayahnya dengan santun.

“Semua rakyat Luna sudah tahu, kalian kudidik tanpa kubedakan. Dan semua orang tahu kalian sama cakapnya dan terampil dalam menunggang kuda dan memanah,” Raja James kembali berbicara kepada mereka, di hadapan seluruh rakyat.

Keduanya diam, menunggu kelanjutan titah dari ayahanda mereka.

“Untuk itu aku tidak perlu meragukan kemahiran kalian dalam berkuda dan memanah serta kedalaman pengetahuan kalian,” lanjut Raja James.

“Lalu, apa yang akan Ayahanda ujikan kepada kami?” tanya Putri Daphne dengan suara tegas.

Raja James melemparkan senyum kepada putrinya.

“Kalian akan diuji keadilan dalam memutuskan masalah hukum,” beritahu Raja James.

Raja James melambai, datanglah dua orang pengawal dengan mengapit seseorang yang diikat tangan dan kakinya. Wajahnya lusuh dan sangat kurus. Pangeran Douglas dan Putri Daphne memandang orang itu dengan penuh perhatian.

“Orang ini tertangkap sedang berusaha mencuri di rumah seorang saudagar kaya yang terpandang di negeri ini. Kalian harus bisa memutuskan seadil-adilnya untuk memberi hukuman yang layak diberikan kepada orang ini,” Raja James memberitahukan riwayat kesalahan laki-laki yang diikat tali dan tangannya itu.

Pangeran Douglas yang mendapatkan kesempatan pertama, maju menghadapi laki-laki itu.

“Siapa namamu?” tanya Pangeran Douglas kepada orang itu.

“Nama hamba Michael, Yang Mulia,” jawab orang itu dengan suara pelan. Sepertinya dia ketakutan. Pangeran Douglas mengangguk-angguk.

“Apakah kau sempat mencuri di rumah saudagar itu?” tanyanya lebih jauh.
“Tidak Pangeran, penjaga rumah sudah memergoki dan menangkap saya,” Michael menjawab, peluhnya makin membasahi seluruh wajah dan tubuhnya.

“Apakah kau tetap berniat mencuri jika tidak ketahuan dan ditangkap?” Pangeran Douglas terus mengeluarkan pertanyaan kepada Michael. Michael hanya mengangguk tidak berdaya.

“Anak-anak saya butuh makan, Tuanku. Saya orang miskin dan tidak bekerja,” tangis mengiringi mengakuan Michael.

“Kamu tetap bersalah karena mencuri hak orang lain. Untuk itu hukuman yang pantas untukmu adalah potong tangan dan dua tahun penjara, supaya tidak terulang lagi,” Pangeran Douglas memberikan keputusan akan hukuman yang didapat Michael.

Rakyat yang mendengarnya menghela napas, menunggu sikap Putri Daphne.
Putri Daphne maju menggantikan posisi saudara kembarnya. Dia memberikan sebuah pertanyaan yang sangat aneh.

(Apakah yang aneh? Silakang baca di Bobo edisi nomor 38/29desember 2005)